Monthly Archives: November 2008
Ramalan Kejadian di Balik Mosnter Ancol
Bagi seorang yang katanya berilmu, kejadian yang tidak lumrah itu selalu mengandung makna pelajaran, pertanda, pesan dan perlambang di dalamnya. Definisi berilmu saya sendiri ndak tahu, apa maksudnya. Ilmu yang mana saya juga ndak tahu. Wong saya bukan sarjana, bukan sujana sujananing dumadi, bukan orang yang berilmu.
Alkisah, datanglah sobat karib saya, ketebang ketebang berkerudung sarung seperti biasa. Sambil kebal kebul membayar pajak. Ia tipikal orang yang suka dunia yang rada rada supra gitu. Setelah say helo sebentar dan kopi sudah keluar, omongan dari omongan pun nyerocos tiada henti. Dari debat beneran sampai debat kusiran. Sampailah pada permasalahan Monster Ancol.
Menurutku itu hanya akibat kurangnya informasi dari sebuah peliputan kejadian, Ditambahi dengan budaya suka sensasi yang sedang melanda negeri ini.
“Eit jangan sembarangan”, Sergahnya. Menurut guru spiritiual dia, fenomena monster ancol itu bukan sembarangan terjadi. Tidak seperti si manis jembatan ancol yang tidak bermakna baginya, kecuali bagi matanya tentunya. Munculnya monster Ancol ini sarat dengan ramalan yang bakal terjadi di negeri ini dalam waktu dekat ini. Ia begitu serius bercerita sampai aku merinding dibuatnya, karena lupa ambil jaket. Merinding karena kedinginan. he he maaf. Menggigil.
Akan datang dalam waktu dekat ini di negeri ini sekelompok atau segolongan dari wong cilik yang berhati bersih yang akan membersihkan negeri ini dari kebusukan kebusukan bangkai bangkai yang telah lama mengotori lautan kehidupan negeri ini. Binatang binatang kecil itu adalah simbol dari unsur unsur wong cilik yang bersatu. Warna putih melambangkan kesucian kebersihan niat mereka akan cita cita visi misi luhur mereka. Mereka siapa? Ya mereka wong cilik putih hati itu.
Sampai di situ ceritanya terhenti. “Due nyamikan ora?” tanyanya padaku. Halah… akhirnya roti kelapa jatah anak anak keluar juga.
Monster ini beruas ruas. Mengandung pertanda bahwa sekumpulan wong cilik itu berasal dari banyak segmen atau kelompok kelompok yang saling mendukung. Memberikan peringatan kepada kita bahwa persatuan di antara mereka mempunyai semangat mati siji mati kabeh mukti siji mukti kabeh. AKu tersenyum dalam hati. Untung bukan kadal yang ditemukan. Bayangkan bila yang ditemukan kadal. AKan memberi perlambang bahwa kelompok itu terdiri dari orang yang suka ngadali (menipu) dan bila ekornya putus, akan diganti dengan yang baru. Kecuali kalau kepalanya yang digetok palu. Tapi siapa yang brani?
Beruas beruas juga bisa dikatakan berbuku buku. Di sini saya agak terkejut dengan ramalan guru spiritual lewat karib saya itu. Berbuku buku mengandung pertanda bahwa yang akan muncul itu bukan sembarang wong cilik. Tetapi wong cilik dari kalangan yang erat kaitannya dengan buku dan kitab. Mahasiswa, pelajar, ilmuwan, ulama tetapi yang memihak kepada wong cilik. Akankah muncul demo seperti pernah terjadi tahun ’98 dulu? Dan kini bahkan didukung ulama? Saya merinding sebenar benar merinding kali ini.
Apa ada kaitannya dengan pemilu 2009? Itu kan kejadian besar yang akan ada sebentar lagi?
“Bisa jadi!”, jawabnya menegaskan. Eyang —begitu dia menyebut guru spiritualnya– mengisyaratkan agar kita mendukung partai yang berbasis mahasiswa dan wong cilik yang punya niat bersih dan visi bersih. Karena itulah yang akan menjadi pembersih kotoran kotoran dari lautan kehidupan negeri ini. Ikan mati adalah sampah dilautan. Tetapi tetap halal. Memakan ikan mati mengandung perlambang bahwa kotoran lautan negeri ini akan dibersihan dengan cara cara yang halal. Bukan asal lawan politik lalu dihancurkan. Tetapi Sampai di sini ramalan eyang itu lewat karibku, aku jadi tertawa geli. Dia ndak tahu kalau sebelum makan Ikan mati, monster itu terlebih dulu nggigiti kakinya Keino Reika. Ada ada saja. Orang kok masih percaya ramalan. Untuk aku nggak disuruh ngetik reg mancrut lalu kirim ke 8088. Kayak salep. Berapa SMS yang harus dikirim untuk ramalan sebanyak ini?.
Paginya ketika berangkat cari bubur ke pasar, di jalan jalan aku liat banyak foto seseorang yang kayaknya tak asing bagiku, terpampang di spanduk dan poster poster. O alah… si Eyang itu nyaleg! Dari partai yang berbasis — atau setidaknya – didukung mahasiswa yang pada ngumpul di halaman rumahnya. Tentang pada benar benar berniat bersih atau bervisi bersih, meneketehe. Slompret!
Monster Air Ancol Itu Ternyata..
Mei 2008 jam 02.00 WIB. Dini hari. Keino Reika baru saja melaut bersama perahu nelayan. Pas turun dari perahu, hatinya – eh kakinya seperti ada yang nyubit nyubit gicu.. Penasaran ada yang ngisengin, Keino pun mengamati kakinya yang dicubiti. Ternyata, matanya melihat hewan hewan kecil bulat putih mengerubungi kakinya. Putih nggak nya nggak diberitain. Kejadian berikutnya seperti di video yang beredar di Youtube.
Bangsa ini yang kondang dengan responnya pada hal yang berbau sesnsasional ini pun ramai dengan video Monster Ancol tersebut. Yang dimasyarakat sulit di lacak. Tapi di dunia maya ini?
Siapa saja yang merepon?
Pihak manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol yang pertama tentu saja. Mereka langsung mencari jejak monster air. Hasilnya nihil. “Insya Allah petugas kebersihan dan operasional kita tetap standby untuk menghindari hal-hal yang membahayakan pengunjung,” kata staf corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memperkirakan monster air itu merupakan binatang yang berubah wujud karena tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Emang benar ada evolusi, pak? Atau mutan, gicu? Pak Slamet mengatakan kemungkinan monster air tersebut binatang pemakan bangkai yang berubah wujud karena buruknya kualitas lingkungan di Pantai Ancol.
Slamet mengaku tidak heran karena Pantai Ancol merupakan 1 dari 9 muara di Jakarta yang kualitas airnya tercemar berat. Data tersebut merupakan hasil penelitian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta pada 2005.
Pak Jusuf Kalla pun kaget : “Di mana itu?” tanya beliau ketika hendak memulai konferensi pers di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2008). “Di pantai Ancol, Pak,” jawab wartawan.
Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Pemprov DKI Jakarta mengaku belum mendengar kabar ini. Hingga belum bisa memastikan apakah hewan-hewan itu muncul karena adanya pencemaran. Tapi, pihak BPLHD segera menyusun tim untuk dikirimkan ke Pantai Ancol.
Para nelayan malah heran, mendengar adanya kabar soal monster air yang doyan bangkai dan darah segar tersebut. Atau mungkin juga heran mengapa itu diributkan. Mengapa bukan ngeributkan nasib nelayan karena BBM nggak turun turun. Emang ada hubungannya. Ya ada lah,
“Tidak ada Mas, saya belum pernah dengar,” ujar Sapto yang biasa menyewakan perahunya untuk berwisata di kawasan wisata Ancol. Nelayan maupun penduduk yang tinggal di pesisir Jakarta mulai dari Kalibaru hingga Muara Angke juga sama pendapatnya. “Ah ada-ada saja, kalau ada kita sudah tahulah, kita sudah berpuluh-puluh tahun melaut” ujar Warsito seorang nelayan Muara Angke.
Dan inilah akhirnya.
Monster itu bernama Cirolana sp. Sodaranya Carolina, kali. sejenis Crustacea. Udang udangan, parasit yang suka menyerang ikan-ikan di laut. “Biasanya kalau ada nelayan yang menangkap ikan yang lumayan besar, akan ada satu dua binatang itu yang menempel pada ikan tersebut,” kata Peneliti Oseanografi LIPI, Indra Aswandi. Hal itu dikatakan Indra dalam jumpa pers di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD. Indra kembali menegaskan monster kecil itu tidaklah berbahaya bagi manusia. “Bahkan kalau banyak bisa dibikin rempeyek,” canda Indra. (disarikan dari detik.com)
Ingin mencicipi rempeyek monster?