Monthly Archives: Mei 2008
Bukankah itu menjadi cita-cita mu 10 Tahu yang lalu?
Ironis!! Itu kata pertama yang terbersit dalam ingatan sesaat setelah mendengar cerita yang disampaikan Leader ku. Ini tentang cita cita yang tercapai tetapi membawa derita hati. Bagaimana tidak?
Cerita ini adalah kenyataan belaka. Jadi mohon maaf bila ada kesamaan nama, karakter dan atau keadaan bisa jadi memang ini disengaja untuk anda.
Adalah Awang, dari kecil dia bercita cita menjadi ekskutif berdasi. Manajer, Direktur, semacam itulah. Waktu pun dipertaruhkan dengan rajin belajar. Menempuh sekolah formal adalah satu satunya cara terhebat dinegeri ini untuk mencapai kedudukan seperti itu. Emang anda mau nerima calon manajer atau calon direktur cabang perusahaan anda yang tidak ngantongi ijazah sedikitnya S1?
Terakhir yang kau tahu Awang belajar di D3 sebuah PT terkenal dan kemudian ambil S1 Ternama!!. Kemudian setelah lulus sarjana si Awang hilang di awang awang. Hilang bukan dalam arti sebenarnya. Tetapi hilang dari pengamatanku. Lagian ngapain juga susah-susah ngamatin si Awang. Tidak ada target untuk itu. Tidak ada waktu untuk itu. Tidak ada niatan untuk itu.
Hanya karena Awang muncul dalam pembicaraan Leader ku aku jadi ingat nama itu. Si Awang yang bercita cita setinggi awan. Yang menggantungkan cita cita nya di salah satu bintang. Ia khabarnya sudah menjadi salah satu direktur cabang sebuah BUMN atau perusahaan ternama. Hmm. Beruntung benar…… sesuai benar dengan cita citanya. Menjadi Eksektuif berdasi. Fasilitas Rumah, Mobil, Gaji besar………. Apa lagi?
Tetapi ada apa dengan Awang?
Ia berkeluh kesah ke Leaderku tentang pola kerja yang kudu dilakoninya yang sangat mengacau pola kehidupan berkeluarganya. Ia yang selama ini tinggal di Jakarta bersama keluarganya, ia punya istri dan 2 anak, sekarang karena jabatan yang dicita-citakannya ia harus rela bertemu peraduan hatinya itu hanya 2-3 kali sebulan.
Ketika dulu Ibunya sakit, ia selalu ditelepon untuk segera pulang mudik ke Jogja. Ia Asli Jogja. Tetapi mana sempat? Ketika ditelepon lagi, ia hanya bisa bilang tidak diijinkan cuti. Ketika ia nekat ajukan cuti setelah sekian kali ditelepon, akhirnya diijinkan. Itupun ia pulang hanya bisa bertenu dengan jazad kaku Ibunya.
Sebulan yang lalu, adiknya satu satunya yang di Jogja menikah. Awang pun ajukan cuti seminggu. Diijinkan. Ia boyong keluarganya ke Jogja, ia berniat nikmati kegembiraan bersama keluarga yang lain. Dikeluarga Jogja, ia memang dibanggakan sebagai anggota keluarga yang berhasil Mikul Dhuwur Mendhem Jero trah-nya. Sangat diharapkan ia menyertai segenap acara pernikahan adiknya semata wayang.
Baru saja ia menginjakkan kakinya dipelataran rumah joglo asri keluarganya yang selama ini ia tinggalkan, ada telepon bahwa ia harus kembali ke Batam, dimana perusahaannya mengerjakan sebuah proyek raksasa. Ia berkilah bahwa saat ini ia cuti resmi dan semua sudah ia persiapkan dan akan di bereskan oleh asissten pribadinya. Tetapi ternyata kebebasan waktu miliknya memang harus terus dan terus terampas dari kehidupan nya. Ia harus kembali ke Batam detik itu juga, karena hanya ia yang bisa dan berwenang menyelesaikannya.
Sampai pada akhirnya, kepalanya tidak nongol di setiap album foto pernikahan itu. Tak satu frame Video yang memuat kumisnya yang berwibawa. Tak satupun…..!!
Beruntunglah, ada saudara dari bapaknya yang punya keahlian bernegoisasi dengan teknologi. Akhirnya iapun, tokoh kita, si Awang, muncul disetiap lembar foto kenangan pernikahan itu. Berkat Photoshop!!!.
Leaderku hanya bisa berkomentar “Bukankah itu menjadi cita cita mu 10 Tahu yang lalu?”
Ironiskah?
Tips Membuat Hidup Lebih Semangat
Semangat orang dalam sehari, sangat dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut pada saat bangun pagi. Berikut adalah tips untuk mendapatkan awalan yang baik di pagi hari yang akan berakibat luar biasa sepanjang hari itu.
- Sesaat setelah kita terbangun dari alam mimpi, jangan buka mata dulu. Masih dalam keadaan terpejam, tersenyumlah selepas-lepasnya. Selebar-lebarnya.
- Bangkit dari tempat tidur dengan semangat, berdiri, silahkan “Ngolet” dengan tetap tersenyum selepas-lepasnya. Ucapkan Terima Kasih yang setulus-tulusnya pada Tuhan.
- Ulangi “Ngolet” Lagi. Tetap dengan senyum yang lepas.
- Sudah selesai?. Tepukkan ke dua tangan anda ke kedua paha luar anda dengan keras dan katakan “YES!”
Ini yang terberat. Lakukan hal itu minimal 10 hari kedepan. Bila anda rasakan manfaatnya, mengapa tidak anda lakukan sepanjang sisa waktu hidup Anda?