Monthly Archives: April 2008

Guru Lolos Sertifikasi : si Tukang Intip Rekening

Berbahagialah bagi guru yang sudah tersertifikasi. Utamanya untuk guru HR. Gaji setara PNS bakal diterima setiap bulan, meski belum PNS. Tetapi kasak kusuk diantara teman teman guru sungguh membuat hati ini kecut.

Khabar yang diterima  karena adanya penghematan anggaramn negara, alokasi dana anngaran pendidikan termasuk yang dipilih dipangkas.

Ya. Negeri ini memang sedang dirundung malang. Bencana di mana mana. Kecelakaan macam macam. Perjudian gaya SMS di televisi.  Sinetron sinetron  promosi kaum borju sarat caci maki tanpa pesan moral. Gonjang ganjing blok blokan blog. HP parno. Rebutan jatah pengelolaan uang pendaftaran masuk PT. Bentrok antar pendudung gubernur kalah dan gubernur menang. Yogya yang mau istimewa “yang bagaimana gitu”. Harga gabah petani turun sembako naik. Minyak tanah yang 8000 per liter. Minyak goreng 14000 perliter.

Tetapi mengapa banyak pak dan bu Guru yang lolos sertifikasi juga harus menderita penyakit was was?.   Setiap  punya kesempatan kerjanya ke  ATM. Ngecek Saldo. Kok masih sama kemarin?. Seminggu berselang, diintip lagi isi rekening. Kok nggak berubah?. Lewat bulan diintip lagi. Kok kurang Rp. 10.000?

Ada apa sih ini? tapi bersyukurlah pak dan bu Guru. Setidaknya, anda masih punya rumah yang tidak tergilas Lapindo. Dari barisan belakang ada yang teriak “Sampean gak eroh. rumahku bakalan juga klelep lumpur lapindo, gak dapat ganti rugi, lha saiki rekening hasil sertifikasi gak moncol moncol”.

Langit sedianya mau tertawa. Menertawakan nasib guru yang seperti ini. Ah, nggak jadi. Ini sudah tidak layak lagi untuk ditertawakan.

Si BOS berhenti : Jangan Sekolah Kalau Miskin!!

Ini semoga saja hanyalah sebuah isu, kabar burung, guyonan, dolanan atau apalah.

Di kalangan pendidikan dasar beredar kopian fax surat yang ber kop Dirjen Depdiknas Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Tertanggal 17 Maret 2008 di tandatangani oleh Prof Suyanto Ph. D. Isinya cukup membuat SD dan SMP swasta yang berbasis sosial alias tidak bisnis dan berada di kawasan menengah ke bawah was was.
1.Bos Triwulan I dan II tahun 2008 masih 100%
2. Bos triwulan III Juli – Septenber 2008 hanya tersedia sekitar 33,3 %
3. Bos triwulan IV Oktober – Desember 2008 Blas tidak ada dana persediaan.
4. Bos buku mengalami penundaan s.d. 91%

Jadi, bagi SD atau SMP swasta kelas masyarakat menengah ke bawah dan berwawasan sosial alias tidak berorientasi bisnis:
1. Yang biasanya guru PNS nya hanya 1-2 orang
2. Yang hanya mengandalkan dana dari BOS untuk mambayar HR Guru
3. Yang tidak menarik biaya karena ada maklumat pemerintah tentang Sekolah Gratis
Siap siap saja pasang tarif. Bagaimana tidak, biasanya, mereka mendapat suplay dana BOS per anak sekitar Rp. 21.000 per anal per bulan. Ini untuk SD. Minimal mereka harus pasang tarif sebesar supply dana Bos. Itu belum termasuk BOS buku.
Jadi bila mau tetep bisa sekolah, sekolahlah di sekolah negeri atau jangan jadi orang miskin.