Cawan Cawan Candu
Secuil rembulan terselip di sudut langit hati
membias di celah pelangi
antara kerjap bening bulat mata
saat merangkai kerang kerang di atas bahtera mimpi
malam ini telah purnama
memantul berpendar-pendar di detak darah
memetik gemerincing denting dawai hadirkan cawan cawan candu cinta
di gulungan awan mabuk jiwa ini
melayang tinggi mengejar rembulan
: tersenyum menjauh!
pagi memeluk gemuruh pantai
merah fajar berpijar berganti lengan hangat matahari
sapa bangunkan hamparan pasir putih
menyengat buluh buluh biru mimpi
camar camar melayang berkejaran
temani mata hati menyisir pasir
temukan pudar redup puing wajah rembulan yang tertinggal
berebut dengan deburan buih riuh ombak
: menghapus satu satu
matahari terpingkal pingkal
saat camar siarkan kabar
tak cukup rembulan ditinggalkan
lara ning lara
ora koyo wong sing nandang wuyung
Posted on Desember 1, 2007, in Dibuang Sayang, Umum and tagged Poetry, Puisi. Bookmark the permalink. 1 Komentar.
weew, puisinya keren banget.
Penuh makna.
Sekalian konfirmasi, linknya sudah saya muat.
Terima kasih atas kerjasamanya. 😀